Kisah Salah Satu Pendiri Facebook yang Kaya Raya Berkat Obrolan saat Hujan Deras


Suatu malam di bulan Maret 2004, Chris Hughes merasa tiba-tiba harus berbicara serius dengan teman sekamarnya di asrama Universitas Harvard. Ini adalah pembicaraan yang sangat rahasia dan sangat penting bagi Hughes. (slot online casino)
Pembicaraan ini adalah awal yang kemudian mengubah hidup Hughes menjadi seorang miliarder. Hughes tiba-tiba berpikir percakapan ini lebih penting daripada hubungan pertemanan di antara mereka yang sedang mendiskusikan usaha rintisan.

Pembicaraan Hughes dilakukan dengan Mark Zuckerberg, pemuda yang jago dalam hal pemrograman komputer dan memilih untuk memfokuskan diri membangun jejaring sosial buatannya ketimbang melanjutkan kuliah di Universitas Harvard.

Hughes adalah satu dari empat pendiri Facebook yang membantu ide Mark Zuckerberg menjadi produk nyata. Dia hanya bekerja selama tiga tahun di Facebook dan setelah hengkang dari perusahaan, ia mendapatkan setengah miliar dolar AS dalam delapan tahun kemudian.
Sembari membangun Facebook, Hughes memilih bekerja di perpustakaan Hicks House, dengan gaji 10 dolar AS (setara Rp 137 ribu) per jam untuk memeriksa kartu identitas pelajar. (slot online)

Saat keempat pendiri Facebook merealisasikan ide Zuckerberg menjadi sebuah produk nyata, tiada pikiran dalam diri Hughes untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Tapi itu mulai terpikir beberapa bulan kemudian setelah Facebook diluncurkan. Hughes mulai memikirkan dan berani membicarakan soal kepemilikan sahamnya di Facebook saat layanan jejaring sosial ini ekspansi layanan keluar dari Harvard dan masuk ke kampus baru.

Pembicaraan di Tengah Hujan Deras
Pada suatu malam, Hughes dan Zuckerberg terlibat pembicaraan dalam pesan instan AOL Instant Messenger. Hughes meminta Zuckerberg untuk memperhatikan pembicaraan kali ini dan meminta agar keduanya bertemu secara tatap muka. Padahal, kala itu sedang hujan deras di Harvard.
Hughes benar-benar tidak ingin ada seorang pun yang mengetahui pembicaraan ini, termasuk teman di asrama. (slot casino indonesia)

Setelah selesai bekerja di perpustakaan Hicks House, Hughes segera meraih payungnya dan menyambangi Zuckerberg di asrama dengan membawa payung.
"Saya masuk ke gerbang (Harvard) dan mengatakan, 'Saya mau 10 persen (saham) perusahaan," cerita Hughes dilansir Business Insider. "Dia stres, saya stres. Itu bukan situasi yang baik."

Hughes punya peran besar meningkatkan pengalaman pengguna situs Facebook. Zuckerberg juga menganggapnya mahir dalam hal pemasaran dan pandai dalam mengelola publikasi Facebook di media massa pada saat awal berdiri.

Namun, Zuckerberg merasa kalau meminta saham 10 persen merupakan angka yang terlalu tinggi, namun bukan berarti ide itu tidak masuk akal sepenuhnya.
Seperti yang ditulis Hughes dalam bukunya berjudul 'Fair Shot', Zuckerberg mengatakan "Saya rasa kamu tidak bisa mendapatkan sebesar itu. Saya menghargai yang kamu lakukan, dan saya pikir kamu bisa melakukan lebih banyak seiring kita bangun situs ini, tapi saya butuh (uang) untuk mengontrol. Dan yang lain juga menginginkan keadilan." (casino online)
Hughes sempat terdiam sesaat ketika Zuckerberg mengatakan hal demikian. Lagi-lagi dia berpikir bahwa percakapan tersebut lebih penting daripada hubungan pertemanan di antara mereka.

Hujan pun semakin deras. Mereka yang berdiri di bawah payung yang sama berjalan mencari tempat meneduh di sekitar kampusnya.

"Saya tidak suka konflik dari lahir," tulis Hughes, menyadari bahwa ia tidak sepercaya diri itu untuk meminta hal yang terlalu banyak. "Peran saya memang sekunder dan saya sadar. Saya tidak berada di posisi untuk meminta, tapi saya ingin lebih terlibat."
Hughes memberikan syarat dan ketentuan mengenai perannya di Facebook sambil mereka berjalan menuju perpustakaan pusat Harvard, Widener.
"Kasih berapapun yang menurutmu adil. Saya tahu memang sulit untuk menyeimbangkan kita semua," papar Hughes yang kemudian disetujui oleh Zuckerberg.

Saham 2 Persen = 500 Juta Dolar AS

Beberapa pekan kemudian, kedua pendiri ini kembali bertemu. Mereka membicarakan soal saham. Hughes menemukan dirinya hanya diberi saham 2 persen oleh Zuckerberg dari keseluruhan saham Facebook yang mulai dilirik sangat potensial oleh orang-orang berduit dalam industri teknologi.
Saham 2 persen yang diberi Zuckerberg kepada Hughes, merupakan saham terendah di antara pendiri Facebook lainnya. (slot indonesia)
Meskipun paling rendah, 2 persen saham tersebut menjadi durian runtuh bagi Hughes setelah Facebook menjadi perusahaan publik alias melakukan initial public offering (IPO) di tahun 2012 yaitu sebesar 500 juta dolar AS (setara Rp 6,9 triliun).

Kaya Raya

Bagi Hughes, percakapan malam saat hujan tersebut merupakan "kegagalan negosiasi yang spektakuler dan percakapan yang paling sukses dalam hidup."
Percakapan yang dilandaskan kesetaraan adalah hal penting menurut Hughes.
Dia menceritakan pengalaman tersebut dalam bukunya yang ditargetkan bisa merefleksikan eksplorasi dirinya kepada masyarakat Amerika. Menurutnya, "yang terus menerus terjadi di perekonomian ini adalah kejadian kecil seperti ini memiliki dampak yang luar biasa."
Di usianya yang ke-34, Hughes mengkaji kehidupannya yang seketika berubah dari rakyat menengah namun menjadi seseorang yang cukup berperan di dunia. (casino indonesia)

Melihat keberhasilannya, Hughes menganjurkan agar pemerintah Amerika Serikat memberikan jaminan pendapatan sebesar 500 dolar AS per bulan kepada setiap orang dewasa di rumah tangga yang pendapatannya kurang dari 50.000 per tahun. Ia menilai bahwa kesenjangan ekonomi di Amerika sangat tidak logis.
Hughes sendiri merasa dirinya adalah orang yang beruntung ikut mendirikan Facebook dan apa yang ia lakukan kepada Mark Zuckerberg adalah sebuah kejadian kecil dan memiliki dampak luar biasa, lantaran ada efek bola salju di sana.
"Jadi, seperti itulah mengobrol di tengah hujan, di kampus, bisa memiliki efek yang luar biasa ini. Itu adalah fenomena baru. Belum pernah ada dalam sejarah, pemuda usia 20-an mampu membangun perusahaan seperti ini," ucap Hughes.

Komentar